
Pilihan-Rakyat.com, Jakarta – Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, politisi Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, resmi mengumumkan pengunduran dirinya sebagai anggota dewan. Kabar itu ia sampaikan pada Selasa (10/9), melalui sebuah video yang diunggah di akun Instagram pribadinya dan surat resmi kepada Fraksi Gerindra di DPR RI.
Langkah ini sekaligus menandai akhir perjalanan politik Rahayu di parlemen setelah terpilih mewakili Dapil DKI Jakarta III (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu). Sebagai keponakan dari Presiden terpilih Prabowo Subianto, keputusannya mundur menjadi sorotan publik.
Alasan Mundur Kontroversi Podcast
Dalam pernyataannya, Rahayu mengaku pengunduran diri ini berangkat dari kegaduhan yang muncul akibat ucapannya dalam sebuah podcast pada Februari 2025. Potongan video yang beredar di media sosial dinilai menyinggung publik, terutama karena ia dianggap meremehkan perjuangan anak muda dalam merintis usaha.
“Saya menyadari sepenuhnya, ucapan saya menimbulkan luka di hati masyarakat. Itu salah saya, dan saya bertanggung jawab,” ujar Rahayu dalam video tersebut. Ia menambahkan bahwa niat awalnya hanya untuk memotivasi generasi muda agar berani berwirausaha, namun ia mengakui penyampaiannya keliru.
Permintaan Maaf dan Refleksi
Dalam kesempatan itu, Rahayu juga menyampaikan permintaan maaf terbuka. Ia menegaskan tidak menutup mata bahwa dirinya memiliki privilege yang mungkin tidak dimiliki banyak orang. Menurutnya, pengunduran diri adalah bentuk tanggung jawab politik sekaligus refleksi diri agar kepercayaan publik tidak semakin terkikis.
“Saya tidak ingin menjadi beban bagi partai maupun rakyat yang telah memilih saya. Karena itu, saya memutuskan mundur,” jelasnya.
Amanah yang Ingin Diselesaikan
Meski sudah menyatakan mundur, Rahayu berharap tetap bisa menuntaskan satu agenda penting yang sedang dibahas di Komisi VII DPR RI, yakni pembahasan Rancangan Undang-Undang Kepariwisataan. Ia menyebut rancangan regulasi ini menyangkut masa depan pariwisata Indonesia yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan mampu menggerakkan perekonomian daerah.
Selain itu, Rahayu menegaskan dana khusus dapil yang masih tersisa akan dialokasikan sepenuhnya untuk kegiatan sosial. Ia merinci rencana pemanfaatan dana tersebut, antara lain untuk pengadaan alat kesehatan, pelatihan wirausaha, hingga program pemberdayaan anak muda.
Komitmen Setelah Tidak di DPR
Kendati tak lagi berada di kursi parlemen, Rahayu memastikan dirinya tetap aktif menyuarakan berbagai isu yang selama ini ia perjuangkan. Fokusnya mencakup pemberantasan perdagangan orang, pengelolaan sampah berkelanjutan, krisis iklim, transisi energi, hingga pemberdayaan perempuan dan pemuda.
“Bagi saya, advokasi tidak berhenti hanya karena saya tidak duduk di DPR. Ini adalah panggilan hidup yang akan terus saya jalani,” ucapnya menegaskan.
Respon Publik dan Langkah Politik Selanjutnya
Pengunduran diri Rahayu memunculkan beragam tanggapan di kalangan masyarakat dan pengamat politik. Sebagian menilai ini sebagai langkah elegan seorang politisi muda yang berani mengambil tanggung jawab atas ucapannya. Namun, ada pula yang mempertanyakan arah politiknya ke depan, terlebih namanya sempat masuk radar untuk mengisi pos di kabinet baru.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari Fraksi Gerindra terkait siapa yang akan menggantikan posisi Rahayu di DPR RI. Mekanisme penggantian antarwaktu (PAW) akan ditentukan oleh partai dan KPU sesuai aturan yang berlaku.