b2

Demo Gen Z di Peru Ricuh, 19 Orang Terluka

By Farraz Fahrezi Abdul September 29, 2025
Sumber Foto: AFP

Pilihan-Rakyat.com, Lima – Aksi demonstrasi besar yang dipimpin generasi Z di ibu kota Peru, Lima, berakhir ricuh dan menyebabkan sedikitnya 19 orang terluka, termasuk seorang anggota kepolisian. Aksi turun ke jalan ini digelar sebagai bentuk penolakan terhadap pemerintahan Presiden Dina Boluarte dan Kongres yang dianggap sarat korupsi.

Ratusan orang, termasuk kaum muda serta pekerja transportasi, berkumpul di sekitar pusat pemerintahan. Massa melemparkan batu, bom molotov, dan kembang api ke arah aparat. Polisi merespons dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan kerumunan.

Kepolisian Peru mengonfirmasi adanya korban luka dari pihak aparat. “Seorang polisi menderita luka bakar tingkat satu dari bom molotov selama demo yang diselenggarakan berbagai kelompok,” ungkap keterangan resmi pihak kepolisian.

Sementara itu, Koordinator Hak Asasi Manusia Nasional (CNDDHH) menyebutkan ada 18 korban luka lainnya, termasuk seorang jurnalis. Mereka mengkritik keras tindakan aparat yang dianggap berlebihan. “Tidak ada pembenaran untuk menembakkan gas air mata dalam jumlah besar, apalagi untuk menembak orang,” tegas CNDDHH dalam pernyataannya.

Para demonstran menuntut pemberantasan korupsi serta keadilan sosial. Mereka juga menolak undang-undang baru yang mewajibkan anak muda menyumbang ke dana pensiun swasta, di tengah tingkat pengangguran yang mencapai lebih dari 70 persen. Salah satu peserta aksi mengatakan, “Kami berdemo melawan korupsi, untuk seumur hidup dan melawan kejahatan yang membunuh kami setiap hari.”

Gelombang protes ini menambah panjang daftar ketidakpuasan publik terhadap Presiden Dina Boluarte. Masa jabatannya dijadwalkan berakhir pada 28 Juli 2026, namun kepercayaan rakyat kian menurun. Di sisi lain, Kongres Peru yang dikuasai kelompok konservatif juga terus menuai kritik akibat tuduhan korupsi.

Dalam enam bulan terakhir, aksi massa di Peru semakin sering terjadi, diperparah dengan maraknya pemerasan dan kekerasan oleh kelompok kriminal terorganisir. Kondisi ini semakin memicu ketegangan sosial dan politik di negara tersebut.

Berita Terkait