b2

Analisis AI Buktikan Manusia Purba Pernah Menjadi Santapan Macan Tutul

By Ahmad Fadlan Azizi October 8, 2025
Tengkorak manusia purba yang menyimpan bekas gigitan macan tutul (Foto : Annals of the New York Academy of Sciences / Vegara-Riquelme)

Pilihan-Rakyat.com – Penelitian dalam jurnal Annals of the New York Academy of Sciences pada 16 september 2025 mempublikasi hasil analisis sisa sisa fosil manusia purba yang dilakukan menggunakan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Dalam penelitian ini didapatkan bahwa adanya kemungkinan dua individu Homo habilis menjadi korban predator besar di masa lampau. Sebuah manusia purba yang menjadi salah satu anggota awal dari genus Homo, kelompok yang melahirkan manusia modern

Selama ini, ilmuwan memang pernah menduga bahwa manusia purba bisa jadi mangsa hewan buas seperti singa, buaya, atau macan tutul. Dugaan itu muncul karena pada fosil tertentu terlihat bekas gigitan. Namun, sulit memastikan jenis hewan pemangsa secara tepat hanya dari pengamatan langsung pada tulang. Metode konvensional seperti pemeriksaan fisik tulang sering tidak detail untuk membedakan tanda tanda gigitan hewan pemangsa.

Namun, melalui bantuan AI peneliti berhasil mengidentifikasi pemangsa dengan hasil yang belum pernah dicapai sebelumnya.

“AI  telah membuka pintu baru dalam memahami masa lalu,” ujar Profesor Manuel Dominguez-Rodrigo, arkeolog prasejarah dari University of Alcala, Spanyol

Tim peneliti memilih dua fosil homo habilis yang kondisi tulangnya relative baik, yaitu OH 7 yang merupakan individu muda sekitar 1,85 juta tahun lalu dan OH 65 individu dewasa sekitar 1,8 juta tahun lalu. Keduanya berasal dari situs Olduvai George, Tanzania sebuah tempat penting dalam studi evolusi manusia.

AI yang mereka gunakan dilatih dengan banyak contoh bekas gigitan dari hewan-hewan modern, seperti hyena, buaya dan macan tutul. Dalam uji buta (blind test), model AI tersebut bisa mengenali siapa yang meninggalkan bekas gigitan dengan akurasi lebih dari 90 persen.

Ketika metode tersebut diterapkan pada fosil OH 7 dan OH 65, hasilnya menunjukkan bekas gigitan tersebut berasal dari macan tutul. Fakta bahwa Sebagian kerangka hilang menunjukkan bahwa korbannya dikonsumsi sampai bagian-bagian penting, bukan hanya digigit dan ditinggalkan.

“Fakta bahwa hanya sedikit bagian kerangka yang tersisa menunjukan tingkat kerusakan yang sangat tinggi,” lebih lanjut Dominguez-Rodrigo

Selain itu, Dominguez-Rodrigo mengungkapkan bahwa macan tutul tidak memiliki ketertarikan untuk memakan mangsanya jika ada lebih dahulu yang telah memakannya, hewan ini hanya memakan daging segar

Penemuan ini menjadi pengingat bahwa dengan bantuan AI kini bisa melihat masa lalu lebih jelas.

Berita Terkait