b2

Rupiah Kembali Melemah Usai Menguat Sehari Sebelumnya, Analis Prediksi Pergerakan Masih Stabil

By Farraz Fahrezi Abdul October 10, 2025
Sumber Foto: Adek Berry/AFP

Pilihan-Rakyat.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah kembali menunjukkan pelemahan pada perdagangan Jumat (10/10/2025), setelah sebelumnya sempat ditutup menguat pada akhir pekan lalu. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka turun 13 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp16.581 per dolar AS, dari penutupan sebelumnya di level Rp16.568 per dolar AS.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, memperkirakan pergerakan rupiah hari ini akan cenderung stabil di kisaran Rp16.525 hingga Rp16.615 per dolar AS. Menurutnya, pelemahan yang terjadi masih dalam batas wajar dan lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal.

“Rupiah hari ini menurut saya masih akan bergerak tidak terlalu fluktuatif, pada rentang 16.525–16.615 per dolar Amerika Serikat,” ujar Rully dikutip dari Antara, Jumat (10/10/2025).

Rully menambahkan, faktor domestik belum memberikan pengaruh besar terhadap pergerakan nilai tukar. Ia menilai membaiknya persepsi investor terhadap perekonomian Indonesia dalam beberapa pekan terakhir menjadi penopang stabilitas rupiah.

“Faktor domestik belum terlalu banyak, lebih karena membaiknya persepsi investor. Sebenarnya membaiknya persepsi investor juga terkait dengan rupiah yang bergerak cukup stabil dalam beberapa pekan terakhir,” jelasnya.

Dari sisi global, pasar tengah menanti langkah lanjutan dari bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), terkait kebijakan suku bunga. Deputi Gubernur The Fed, Michael Barr, sebelumnya menegaskan bahwa pihaknya masih mewaspadai risiko inflasi yang bisa tetap tinggi, sehingga kebijakan penurunan suku bunga akan dilakukan secara hati-hati.

Sementara itu, analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali lagi, masing-masing 25 basis poin (bps), hingga akhir tahun 2025.

“Perkiraan penurunan rate masing-masing 25 bps sebanyak dua kali oleh The Fed, sehingga BI memiliki ruang buat penurunan rate juga 25 bps pada sisa tiga pertemuan dewan gubernur sampai dengan akhir tahun ini, yang juga bergantung dari volatile rupiah,” kata Rully Nova.

Dengan kondisi global yang masih bergejolak dan kebijakan moneter yang ketat, para analis memperkirakan pergerakan rupiah ke depan akan tetap dalam kisaran terbatas, meski peluang penguatan masih terbuka jika tekanan eksternal mulai mereda.

Berita Terkait