b2

Surat dari Balik Jeruji: Ukasya Menulis untuk Kawan-Kawan Perjuangan

By Inayah Safitri Hanifah October 14, 2025
Surat dari Ukasya dibalik jeruji tahanan (Pilihan-Rakyat.com//inayahshanifah)

Pilihan-Rakyat.com, JakartaDari balik jeruji dingin Polda Metro Jaya, semangat perlawanan masih menyala. Ukasya, salah satu kawan seperjuangan Delpedro Marhaen, menulis sepucuk surat dengan tangan sendiri selembar kertas sederhana yang kini menjadi simbol keteguhan di tengah represi.

Dalam wawancara bersama Mohammad Bifa Agusryyanto, Tokoh aktivis nasional sekaligus jurnalis media dan LBH Pilihan Rakyat yang turut mengunjungi para tahanan bersama tokoh aktivis mahasiswa lainya, surat itu dibacakan dengan nada haru dan bangga. Di dalamnya, Ukasya menulis:

“Di sini saya, Ukasya, ingin menyampaikan pesan untuk selalu berjuang menyalakan api perlawanan di tengah gelombang ketidakadilan. Kita miliki yaitu keberanian. Jangan lelah untuk menyampaikan yang Haq dan melawan kebatilan. #PanjangUmurPerlawanan”

Tulisan tangan itu sederhana, tapi setiap barisnya seperti memantul ke dinding-dinding penjara dan keluar menuju jalan-jalan perjuangan. Bagi Bifa, surat tersebut bukan sekadar pesan pribadi, tapi *manifesto moral dari seorang tahanan yang tubuhnya dikurung, tapi pikirannya tetap bebas.

“Ukasya tidak sedang meminta belas kasihan. Ia sedang mengingatkan kita semua bahwa keberanian adalah hak setiap manusia merdeka,” ujar Bifa. “Dia menulis bukan untuk dikasihani, tapi untuk membakar semangat kita agar tetap tegak melawan kebatilan.”

Bifa juga menyampaikan bahwa kondisi para tahanan, termasuk Ukasya, dalam keadaan baik secara fisik dan mental. Namun yang lebih kuat dari itu adalah semangat mereka untuk tetap menyuarakan kebenaran. “Kita tidak bisa diam. Karena kalau suara seperti mereka dibungkam, maka kita semua sedang membiarkan ketidakadilan menang,” tambahnya.

Surat Ukasya kini beredar di kalangan solidaritas, menjadi pengingat bahwa kebebasan sejati bukan sekadar keluar dari penjara, tapi berani menolak tunduk pada ketidakadilan.

“#PanjangUmurPerlawanan,” tutup Bifa, menirukan kalimat terakhir Ukasya bukan sekadar tagar, melainkan sumpah yang terus hidup di hati para kawan-kawan yang menunggu kebebasan mereka tiba.

Berita Terkait