Pilihan-Rakyat.com, Jakarta – PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PT PP kembali meraih prestasi di sektor konstruksi nasional.
Kali ini, perusahaan konstruksi dan investasi yang berada di bawah naungan Danantara Indonesia tersebut berhasil meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas keberhasilannya membangun Masjid Raya Baitul Khairaat.
Masjid yang kini menjadi ikon kebanggaan masyarakat Sulawesi Tengah (Sulteng) itu diakui MURI sebagai masjid dengan kubah terbesar di Indonesia sekaligus memiliki menara jam analog terbesar di Indonesia.
Pencapaian tersebut diraih berkat kemampuan PT PP dalam merancang dan membangun kubah tunggal berdiameter 90 meter dengan struktur rangka baja lengkung tanpa penopang di bagian tengahnya, yang menunjukkan keunggulan teknologi dan keahlian konstruksi perusahaan.
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PT PP kembali menunjukkan kiprahnya di dunia konstruksi dengan pemasangan jam analog raksasa berdiameter 19,3 meter, yang kini tercatat sebagai jam terbesar di Indonesia sekaligus kelima terbesar di dunia.
Corporate Secretary PT PP, Joko Raharjo, menuturkan bahwa capaian ini jadi bukti keunggulan PT PP dalam merealisasikan proyek-proyek berskala besar. Ia menegaskan, keberhasilan tersebut tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis perusahaan, tetapi juga mengandung nilai sosial dan spiritual yang mendalam.
“Pembangunan Masjid Raya Baitul Khairaat bukan semata proyek konstruksi, melainkan simbol kebangkitan dan kebaikan bagi masyarakat Sulawesi Tengah pascabencana 2018,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (23/10/2025).
Menurut Joko, pencapaian ini mencerminkan sinergi antara presisi teknik, inovasi arsitektur, serta manajemen proyek yang efektif, bahkan di tengah tantangan geografis dan kondisi seismik wilayah Sulteng.
“Kami merasa bangga menjadi bagian dari sejarah ini dan berterima kasih atas kepercayaan pemerintah daerah,” tambahnya.
Melalui proyek monumental ini, PT PP menegaskan perannya sebagai pelopor pembangunan infrastruktur keagamaan nasional yang tidak hanya unggul secara teknis, tetapi juga kaya akan nilai budaya dan spiritualitas.
Keberhasilan meraih rekor MURI tersebut juga menjadi wujud nyata kontribusi PT PP terhadap program Asta Cita pemerintah, khususnya dalam aspek pemerataan pembangunan, penguatan karakter keagamaan, serta pengembangan kebudayaan nasional.
“Rekor MURI ini bukan sekadar penghargaan, tetapi representasi komitmen PT PP untuk terus menghasilkan karya konstruksi yang berkelanjutan, inspiratif, dan bermakna bagi pembangunan spiritual masyarakat,” tutur Joko.
Dengan pencapaian tersebut, PT PP kian mempertegas posisinya sebagai perusahaan konstruksi nasional yang inovatif, berintegritas, dan memberikan dampak positif bagi bangsa. Masjid megah ini pun diharapkan menjadi warisan monumental dan kebanggaan Indonesia bagi generasi mendatang.
Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, turut memberikan apresiasi atas keberhasilan proyek tersebut. Ia menyebut Masjid Raya Baitul Khairaat sebagai pusat peradaban Islam di Sulteng sekaligus pintu berkah bagi masyarakat.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada PT PP atas dedikasi dan profesionalisme yang melahirkan karya monumental ini,” katanya.
Proyek pembangunan masjid ini merupakan hasil sinergi lintas kepemimpinan daerah, dimulai dari tahap perancangan di masa Gubernur Longki Djanggola, dilanjutkan groundbreaking oleh Gubernur Rusdy Mastura, dan disempurnakan pada masa kepemimpinan Anwar Hafid, termasuk pembentukan lembaga pengelola masjid.
Masjid Raya Baitul Khairaat dibangun dengan filosofi nilai-nilai Islam yang kuat serta tinggi bangunan 30 meter melambangkan 30 juz Al-Qur’an, dua menara setinggi 66,66 meter merepresentasikan 6.666 ayat, serta 99 ornamen jendela menggambarkan asmaul husna.
Kubah utamanya berbentuk mutiara berdiameter 90 meter, menjadikannya yang terbesar di Indonesia, sementara menara jam analog berdiameter 19,3 meter menjadikannya jam terbesar di Indonesia dan kelima di dunia.
Masjid megah ini juga dilengkapi sistem sinkronisasi waktu berbasis GPS serta pencahayaan iluminatif, yang menambah pesona visualnya di malam hari. Selain kemegahannya, masjid ini memiliki makna simbolik sebagai pusat peradaban Islam modern di Sulteng.
Desain masjid tersebut dipilih melalui sayembara terbuka pada 2021, dan dirancang agar berfungsi sebagai rumah ibadah sekaligus pusat kegiatan sosial, pendidikan, dan kemanusiaan.
Sertifikat rekor MURI diserahkan kepada Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tengah, Andi Ruly Djanggola, mewakili Gubernur Sulteng, di Kantor MURI, Jakarta, Rabu (15/10/2025). Penyerahan dilakukan langsung oleh Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri, sebagai bentuk pengakuan terhadap karya monumental anak bangsa.
Sebagai informasi, proyek bernilai Rp376,65 miliar ini digarap PT PP sejak 23 Oktober 2023 hingga 15 November 2025, dengan progres fisik mencapai 99,18 persen, melampaui target waktu dan kualitas yang telah ditetapkan.