b2

Aktivis Global Sumud Flotilla Dibebaskan, Beberkan Kekerasan Israel Saat Ditahan

By Farraz Fahrezi Abdul October 6, 2025
Sejumlah aktivis dan politisi Spanyol yang merupakan bagian dari global sumud flotilla yang ditahan pasukan Israel tiba di Madrid (Sumber Foto: REUTERS/Juan Medina)

Pilihan-Rakyat.com – Sejumlah aktivis kemanusiaan dari Global Sumud Flotilla akhirnya dibebaskan setelah sempat ditahan oleh otoritas Israel. Mereka ditangkap saat berusaha menembus blokade laut menuju Gaza untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina yang terdampak konflik.

Rombongan aktivis tersebut kini telah tiba di Madrid, Spanyol, setelah dideportasi oleh pemerintah Israel. Meskipun telah dibebaskan, mereka menegaskan akan tetap melanjutkan misi kemanusiaan ke Gaza.

“Kami mungkin telah ditahan, tetapi semangat kami tidak akan pernah padam. Tujuan kami tetap sama: menolong rakyat Gaza yang menderita,” ujar salah satu perwakilan aktivis Global Sumud Flotilla, seperti dikutip dari Reuters (6/10/2025).

Para aktivis menceritakan perlakuan keras yang mereka alami selama penangkapan dan penahanan. Seorang politisi asal Italia, Paolo Romano, menggambarkan bagaimana mereka diperlakukan secara kasar oleh tentara Israel.

“Mereka memaksa kami berlutut, tengkurap, dan jika kami bergerak sedikit saja, mereka memukul kami. Mereka menertawakan dan menghina kami,” kata Romano dikutip dari laporan media Reuters.

Sementara itu, Lorenzo D’Agostino, seorang jurnalis Italia yang turut berada di kapal, menuturkan bahwa mereka ditahan selama dua hari dalam kondisi yang tidak manusiawi.

“Kami akhirnya bebas berkat tekanan publik internasional. Namun perlakuan yang kami terima sungguh biadab,” ungkapnya.

Aktivis asal Malaysia, Iylia Balqis, juga membenarkan adanya tindakan kekerasan dan penelantaran.

“Kami diborgol, dipaksa berbaring di tanah tanpa air dan obat-obatan. Beberapa dari kami tidak diberi akses medis sama sekali,” ujarnya.

Menurut laporan, lebih dari 400 aktivis dari berbagai negara ikut dalam misi kemanusiaan tersebut. Sebagian besar telah dideportasi ke negara asal, termasuk 137 orang dari 13 negara yang dikirim ke Turki menggunakan pesawat Turkish Airlines.

Kejadian ini memicu kecaman dari berbagai organisasi hak asasi manusia dan lembaga internasional yang menilai tindakan Israel sebagai bentuk pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan. Meskipun demikian, Israel mengklaim langkah pencegatan itu diperlukan untuk menjaga keamanan wilayahnya.

Bagi para aktivis Global Sumud Flotilla, pengalaman pahit ini justru memperkuat tekad mereka. Mereka berkomitmen untuk terus berjuang demi kemanusiaan dan kebebasan rakyat Gaza.

“Kami mungkin telah diserang dan ditahan, tetapi pesan kami jelas: dunia tidak boleh diam atas penderitaan Palestina,” tegas perwakilan flotilla tersebut.

Berita Terkait