Pilihan-Rakyat.com, Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus memperkuat sistem keamanan pangan nasional dengan melatih lebih dari 100 ribu orang sejak tahun 2020 hingga 2024. Upaya ini menjadi bagian dari komitmen BPOM dalam memastikan pangan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia aman dan berkualitas.
Kepala BPOM Taruna Ikrar menjelaskan, berbagai program pelatihan telah dilakukan, antara lain melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Sadar Pangan Aman (Germas Sapa), pelatihan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) sebanyak 30 ribu orang, serta pelatihan sekitar 42 ribu penjamah makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Nah kalau ini digabungkan semuanya, kader-kader yang kita telah jamah itu lebih dari 50.000, ditambah kita juga telah melatih SPPI 30 ribu orang,” ujar Taruna seperti dikutip dari Antara, Selasa (21/10).
Taruna menegaskan, keamanan pangan merupakan isu global yang menjadi perhatian serius. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), satu dari sepuluh orang di dunia mengalami sakit akibat mengonsumsi pangan yang terkontaminasi, dan sekitar 420 ribu orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease).
“Sekitar 40 persen kematian balita menanggung beban penyakit akibat pangan yang tidak aman,” tambahnya.
Menurut Taruna, keberhasilan pengawasan keamanan pangan dapat diukur dari menurunnya angka keracunan makanan dan meningkatnya status gizi anak-anak. Ia juga menegaskan bahwa keamanan pangan berbeda dengan ketahanan pangan. Klasifikasi kejadian luar biasa (KLB) keracunan ditetapkan jika dua orang atau lebih mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari sumber yang sama.
Sepanjang periode tersebut, BPOM mencatat capaian signifikan. Lembaga ini telah menjangkau 1.106 desa/kelurahan, 453 pasar, serta melatih 2.759 petugas pasar dan 17.221 kader keamanan pangan di desa. Tak hanya itu, program keamanan pangan juga diterapkan di 17.318 sekolah, dengan 11.503 kader keamanan pangan sekolah yang sudah dibina.
Melalui pelatihan dan pembinaan yang masif ini, BPOM berharap kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pangan aman semakin meningkat. Taruna optimistis, dengan penguatan sistem keamanan pangan nasional, Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen per tahun tanpa mengorbankan kualitas dan keselamatan pangan.
“Kalau kita sudah jalankan tanggung jawab ini, semakin rendah persentase orang yang mengalami keracunan maka semakin tinggi kesuksesan kita,” tutup Taruna.