Pilihan-Rakyat.com, Nepal – Perdana Menteri Nepal, Khadga Prasad Sharma Oli, mengumumkan pengunduran dirinya di tengah gejolak politik dan sosial yang melanda negara itu (9/9/2025). Menurut keterangan resmi dari Kantor Perdana Menteri, langkah tersebut diambil sebagai bentuk tanggung jawab politik sekaligus untuk membuka ruang bagi terciptanya solusi konstitusional di tengah meningkatnya tekanan publik.
Gelombang protes yang dipelopori kaum muda, khususnya dari generasi Gen-Z, telah berlangsung selama beberapa hari terakhir. Awalnya, demonstrasi dipicu oleh kebijakan kontroversial pemerintah yang melarang akses ke media sosial. Kebijakan itu memicu kemarahan publik karena dianggap membatasi kebebasan berekspresi. Meski larangan tersebut akhirnya dicabut, ketidakpuasan masyarakat tidak mereda. Sebaliknya, aksi protes semakin meluas dengan mengusung isu dugaan praktik korupsi yang menjerat lingkaran pemerintahan.
Situasi di jalanan pun semakin tidak terkendali. Bentrokan antara aparat keamanan dengan massa pengunjuk rasa kerap pecah dan menimbulkan korban. Dilansir dari BBC, setidaknya terdapat 22 orang tewas akibat kericuhan brutal tersebut, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Kondisi ini menempatkan pemerintahan Oli di bawah tekanan besar, baik dari kelompok oposisi maupun masyarakat sipil. Dorongan agar ia mundur semakin kuat, hingga akhirnya pada Selasa (9/9) Oli menyerahkan surat pengunduran diri. “Mengingat situasi yang sulit di negara ini, saya telah mengundurkan diri efektif hari ini untuk memfasilitasi penyelesaian masalah dan membantu menyelesaikannya secara politis sesuai dengan konstitusi,” demikian pernyataan resmi dari kantornya pada Selasa 9 September 2025.
Pengunduran diri Oli membuka babak baru dalam politik Nepal. Tantangan berikutnya adalah menemukan sosok pengganti yang mampu meredam ketegangan, menjawab tuntutan publik akan transparansi, serta mengembalikan kepercayaan generasi muda terhadap pemerintahan. Situasi masih dinamis, sementara masyarakat menantikan arah baru yang akan ditempuh untuk membawa Nepal keluar dari krisis ini.
Sumber: BBC