Pilihan-Rakyat.com, Jakarta – Federasi Senam Israel resmi mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (Court of Arbitration for Sport/CAS) setelah pemerintah Indonesia membatalkan visa bagi atlet-atlet gimnastik asal Israel yang rencananya akan berlaga dalam Kejuaraan Dunia Gimnastik Artistik 2025 di Jakarta. Keputusan Indonesia tersebut menuai reaksi keras dari pihak Israel, yang menilai tindakan itu melanggar semangat sportivitas dan prinsip netralitas olahraga internasional.
Dalam pernyataan resminya, Federasi Senam Israel menyebut keputusan Indonesia sebagai langkah yang “menghebohkan dan sangat mengganggu integritas olahraga internasional.” Mereka menegaskan bahwa para atlet yang telah berbulan-bulan berlatih dan mempersiapkan diri kini harus menghadapi ketidakpastian akibat pembatalan visa ini.
“Kami bermaksud menentang keputusan ini dengan segala cara yang tersedia,” tulis Federasi Senam Israel dalam keterangan resmi yang dikutip dari Reuters. “Kami akan menggunakan seluruh jalur hukum untuk memastikan atlet kami dapat berkompetisi sesuai dengan hak mereka.” Tambahnya
Salah satu atlet yang terdampak adalah Artem Dolgopyat, peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 dan salah satu bintang utama dalam cabang olahraga gimnastik dunia. Kehadiran Dolgopyat sebelumnya diharapkan bisa menjadi daya tarik utama dalam kejuaraan tersebut, namun kini ia bersama rekan-rekannya harus menunggu keputusan CAS atas banding yang diajukan.
Pembatalan visa oleh pemerintah Indonesia diduga terjadi setelah adanya tekanan dari sejumlah organisasi Islam dan otoritas setempat, yang menolak kehadiran atlet Israel di Tanah Air. Sikap ini juga sejalan dengan posisi politik luar negeri Indonesia, yang hingga kini tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dan konsisten mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Langkah Indonesia tersebut menuai beragam tanggapan di tingkat internasional. Beberapa kalangan olahraga menilai bahwa keputusan tersebut dapat memberikan preseden buruk bagi penyelenggaraan event olahraga dunia. Mereka mengingatkan pentingnya menjaga netralitas olahraga dari pengaruh politik dan konflik antarnegara.
Di sisi lain, sebagian masyarakat Indonesia memberikan dukungan terhadap kebijakan tersebut, menilai bahwa penolakan terhadap atlet Israel merupakan bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina yang masih mengalami penjajahan. Dukungan ini juga terlihat di berbagai media sosial, di mana sejumlah warganet menyatakan bahwa “tidak ada tempat bagi wakil Israel di Indonesia selama Palestina belum merdeka.”
Meski demikian, Federasi Gimnastik Internasional (FIG) disebut sedang memantau situasi ini dengan seksama. FIG berpotensi melakukan mediasi antara pihak Indonesia dan Israel agar kejuaraan tetap berjalan sesuai jadwal dan prinsip-prinsip sportivitas tetap dijaga.
Hingga kini, banding yang diajukan Federasi Senam Israel masih dalam proses di CAS. Keputusan akhir akan menentukan apakah atlet-atlet Israel dapat mengikuti ajang kejuaraan tersebut atau harus absen akibat kebijakan visa Indonesia. Perkembangan kasus ini diperkirakan akan menjadi sorotan dunia, mengingat Indonesia tengah berupaya memperkuat reputasinya sebagai tuan rumah event olahraga internasional.