b2

Jumlah Korban Jiwa Meningkat dalam Ambruknya Gedung Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo

By Inayah Safitri Hanifah October 2, 2025
Korban meninggal bangunan ambruk di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo bertambah jadi empat orang. ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Pilihan-Rakyat.com, Sidoarjo — Suasana duka masih menyelimuti lingkungan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. Sejak bangunan utama pesantren itu ambruk, jumlah korban jiwa terus bertambah. Hingga kini, empat orang dinyatakan meninggal dunia, sementara sejumlah santri lainnya masih dalam proses evakuasi.

Peristiwa nahas ini terjadi secara tiba-tiba dan mengejutkan para penghuni ponpes. Bangunan yang sehari-hari menjadi tempat santri menimba ilmu runtuh dalam sekejap, menyisakan tumpukan beton, kayu, dan genteng berserakan. Suara jeritan, kepanikan, hingga doa lirih para keluarga memenuhi area sekitar lokasi kejadian.

Tim penyelamat dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, serta relawan terus bekerja siang dan malam. Proses evakuasi berjalan dengan penuh kehati-hatian karena kondisi reruntuhan masih rawan roboh kembali. Setiap detik terasa menegangkan; di satu sisi ada kebutuhan segera menemukan korban yang tertimbun, di sisi lain keselamatan tim penyelamat juga menjadi pertaruhan.

Menurut keterangan sementara, sebagian korban berhasil dievakuasi dalam kondisi hidup namun mengalami luka serius. Beberapa di antaranya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit terdekat. Namun, kabar duka datang ketika korban yang sebelumnya selamat tidak bisa bertahan akibat luka parah yang diderita. Dengan demikian, jumlah korban meninggal kini bertambah menjadi empat orang.

Warga sekitar pesantren ikut terlibat membantu proses evakuasi. Mereka menyediakan makanan, minuman, serta tenaga untuk meringankan kerja petugas. Banyak di antara keluarga korban yang masih setia menunggu di lokasi, berharap ada kabar baik tentang sanak saudara yang belum ditemukan.

Penyebab runtuhnya bangunan masih dalam penyelidikan pihak berwenang. Dugaan sementara mengarah pada kelemahan struktur bangunan, apalagi diketahui bahwa bagian atas gedung sempat mengalami penambahan tanpa perhitungan teknis yang matang. Pemerintah daerah bersama aparat terkait berjanji akan mendalami persoalan ini agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

Peristiwa ini membuka mata publik bahwa masih banyak lembaga pendidikan, termasuk pesantren, yang kondisi bangunannya belum memenuhi standar keamanan. Dalam situasi ini, pemerintah diminta hadir lebih serius dengan memberikan pengawasan, bantuan renovasi, serta regulasi ketat terkait pembangunan fasilitas pendidikan.

Kini, duka yang mendalam bukan hanya dirasakan oleh keluarga korban, melainkan juga masyarakat luas. Di balik tragedi ini, terselip harapan agar musibah menjadi momentum evaluasi menyeluruh, sehingga setiap anak yang menuntut ilmu dapat melakukannya di tempat yang benar-benar aman.

Berita Terkait