
Pilihan-Rakyat.com, Jakarta – Devi Kusumawardhani SE, M.Ak, seorang artis ternama yang pernah membintangi 48 judul film era tahun 2007 sampai dengan tahun 2018, kini beralih profesi menjadi seorang dosen ekonomi di Yogyakarta, politikus dan pengusaha nasional, menyoroti perkembangan Kota Banjar Jawa Barat yang telah memasuki usia 21 tahun sejak berpisah secara administratif dari Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Devi yang notabene memiliki keterikatan batin dengan Kota Banjar dari garis keturunan neneknya yang berasal dari Kota Banjar, memiliki sense of belonging terhadap Kota Banjar agar mampu bergerak cepat menjadi primadona nya Jawa Barat. ” sebagai etalase Jawa Barat bagian timur, ya Kota Banjar memiliki peran sangat vital sebagai pintu gerbang pergerakan arus barang, dan manusia melalui lintas selatan dari pulau jawa. Ini potensi yang sangat besar untuk menciptakan privilege jasa yang tidak dimiliki oleh daerah lain, yang akan mendukung pendapatan asli daerah di Kota Banjar, ” ujar Devi kepada Pilihan-Rakyat.com
Devi menilai Kota Banjar memiliki kemampuan alamiah baik dari unsur geografis dan cultural untuk menjadi kota satelit baru yang modern dan terintegrasi dengan berbagai kepentingan usaha dan kebutuhan masyarakatnya. ” Banjar bisa menjadi Singapura – nya Jawa Barat, bahkan Indonesia. Kecil wilayahnya tapi bernilai jual tinggi karena memiliki fasilitas dan infrastruktur yang mumpuni dan memiliki value tinggi karena jasa yang ditawarkan didukung oleh fasilitas yang canggih, modern, berbasis kearifan lokal, terintegrasi dan meliputi berbagai aspek baik segi ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial maupun spiritual. ” misal, kita bangun rumah sakit unggulan dengan taraf internasional. Sehingga Banjar menjadi pusat rujukan orang yg mencari jasa kedokteran terbaik dr berbagai wilayah. Kita bangun superblok yang mengkombinasikan market tradisional dan modern secara berimbang. Kita bangun juga kawasan agropolitan yang modern karena Banjar juga memiliki lahan pertanian yng luas dan tekstur tanah yang subur dan membangun kawasan industri yang berbasis olah sumber daya alam dan sumber daya manusia penduduk lokal kota Banjar,” ujar devi menjelaskan.
Devi menegaskan bahwa hal tersebut bisa diwujudkan jika Kota Banjar memiliki pemimpin yang visoner, tidak berorientasi kepentingan kelompok sendiri dan memiliki jaringan luas baik lokal maupun nasional.” Kita harus mencari sosok pemimpin daerah yang memiliki kapasitas mumpuni untuk membawa Banjar menjadi kota kompetitif di tingkat nasional maupun internasional,” ujar devi .
Devi menilai bahwa misi meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan bidang ekonomi bisa dilakukan melalui pengembangan UMKM dengan memfasilitasi akses modal yang mudah dan murah, pemberdayaaan perempuan dan pelatihan UMKM yang memadai. Devi juga melihat peluang untuk menciptkan lapangan kerja terutama bagi pemuda dan perempuan melalui kerjasama dengan sektor swasta dan pendidikan vokasional. Sektor pendidikan juga tidak lepas dari perhatian Devi yang menilai bahwa akses pendidikan juga harus ditingkatkan untuk semua lapisan masyarakat dengan menstimulus pemberian beasiswa dan peningkatan fasilitas sekolah. Sektor kesehatan juga dinilai sangat vital, Devi akan mendorong agar semua lapisan masyarakat berhak menerima fasilitas kesehatan yang memadai dengan mudah dan terjangkau. Devi juga menyoroti pembangunan infrastruktur berkelanjutan seperti pengembangan transportasi umum yang efisien dan ramah lingkungan. Devi juga mendorong peningkatan partisipasi perempuan dalam konteks kesetaraan gender untuk membuat kaum perempuan lebih berdaya dalam berbagai aspek kehidupan. Terakhir dalam bidang tata kelola Pemerintahan, Devi menegaskan harus ada transparansi kebijakan pemerintah yang akuntable dan melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan serta menerapkan pelayanan publik yang efisien dan efektif.
Pengamat politik dan hukum asal Kota Banjar yang merupakan advokat di Jakarta, Adam Hasan menilai bahwa sudah saatnya Kota Banjar memiliki pemimpin daerah yang tidak hanya bergumul dengan isu kedaerahan saja tetapi harus mempunyai pemikiran progresif untuk mengembangkan Kota Banjar ke depan. ” Kota Banjar di usia yang ke 21 tahun jangan hanya jalan di tempat. Sudah saatnya ” beunta“, muncul pemimpin pemimpin daerah yang visioner, memiliki mimpi dan langkah nyata bagaimana mewujudkan Kota Banjar menjadi destinasi akhir dari berbagai kebuthan masyarakat Kota Banjar, Indonesia bahkan dunia internasonal. Sumber daya alam dan sumber daya manusia kita berlimpah, hanya menanti bagaimana seorang pemimpin akan melakukan treatment terbaik untuk memberdayakan potensi itu semua, sehingga menjadi kekuatan hebat nantinya untuk membangun kota yang berkemajuan dalam segala bidang,” ujar Adam.
Adam juga menilai sosok Devi Kusumawardhani, selain sebagai artis, pengusaha, dan dosen, juga nemiliki karakter sebagai pemimpin handal dan memiliki jejaring yang luas secara nasional. ” Teh devi sangat qualified untuk menjadi seorang pemimpin di Banjar atau setidaknya menjadi pendamping Calon Walikota Banjar dalam Pilkada 2024 ini. Selain cerdas dan mengenal potensi daerah, dia juga memiliki jejaring yang mumpuni untuk mempermudah akses, mencari terobosan progresif dan mendatangkan investasi yang memadai bagi pembangunan Kota Banjar ke depan. Ulah hayuh wae berpikir sempit, kudu mikir ayeuna mah, bagaimana caranya Banjar harus maju, bersama sejahtera dan menjadi Kota yang punya nilai jual tinggi untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat Kota Banjar” pungkas Adam.
Editor : PR 04