b2

Rapat Perdana di DPR, Menkeu Purbaya Akui Harus Tinggalkan Gaya Bicara “Koboi” dan Minta Maaf Soal Ucapan Kontroversial

By Farraz Fahrezi Abdul September 12, 2025
Rapat Perdana Menteri Keuangan RI

Pilihan-Rakyat.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menghadiri rapat perdananya bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Rabu (10/9/2025). Dalam forum resmi tersebut, Purbaya mengaku baru menyadari bahwa gaya komunikasinya selama ini harus berubah setelah dipercaya menggantikan Sri Mulyani sebagai bendahara negara.

Purbaya menuturkan, saat masih menjabat sebagai Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), ia kerap menggunakan gaya bicara lugas dan apa adanya, bahkan cenderung disebut bergaya “koboi”. Namun, kini ia menyadari bahwa gaya komunikasi semacam itu tidak lagi tepat ketika dirinya telah menduduki kursi Menteri Keuangan.

“Kalau waktu LPS, saya katanya ngomongnya agak ‘koboi’, sekarang enggak boleh saya,” ujar Purbaya dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI, dikutip dari Liputan6.com.

Menurutnya, setiap ucapan pejabat setingkat Menteri Keuangan memiliki bobot yang berbeda. Dampaknya bisa lebih luas, tidak hanya memengaruhi persepsi publik, tetapi juga berpotensi menimbulkan reaksi di sektor keuangan dan perekonomian nasional.

“Saya baru merasakan dampaknya, rupanya beda,” tambah Purbaya.

Karena itu, ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam berbicara, dengan berpegang pada naskah resmi yang telah disiapkan kementerian. Langkah ini ia anggap penting agar penyampaian informasi tetap konsisten, akurat, dan tidak menimbulkan salah persepsi di masyarakat.

Klarifikasi soal Ucapan “17+8”

Dalam kesempatan yang sama, Purbaya juga menyinggung pernyataannya terdahulu terkait istilah “17+8” yang sempat menuai sorotan publik. Ia menyampaikan permohonan maaf apabila ucapannya menimbulkan kesalahpahaman dan dianggap tidak pantas.

Purbaya menjelaskan bahwa maksud sebenarnya dari ucapan tersebut adalah menggambarkan kondisi ketika ekonomi sedang dalam tekanan, maka beban yang dirasakan masyarakat tidak hanya menimpa sebagian kecil, melainkan bisa meluas hingga ke mayoritas penduduk.

> “Maksud saya, ketika ekonomi agak tertekan, kebanyakan masyarakat yang merasa susah, bukan sebagian kecil ya. Mungkin sebagian besar kalau sudah sampai turun ke jalan. Jadi kuncinya di situ,” tegasnya.

“Jadi itu maksudnya saya kemarin. Kalau kemarin salah ngomong, saya minta maaf,” imbuh Purbaya.

 

Penyesuaian Gaya Kepemimpinan

Purbaya menegaskan, dirinya kini berusaha menyesuaikan diri dengan tanggung jawab besar sebagai Menteri Keuangan. Selain memastikan kebijakan fiskal berjalan sesuai rencana pemerintah, ia juga ingin memperbaiki pola komunikasi agar tidak menimbulkan spekulasi yang bisa merugikan stabilitas ekonomi.

Pernyataan ini sekaligus menjadi sinyal bahwa Purbaya menyadari pentingnya kehati-hatian dalam menyampaikan informasi kepada publik. Dengan posisinya yang strategis, setiap kata yang terucap berpotensi memengaruhi kepercayaan pasar, investor, maupun masyarakat luas.

Ke depan, publik menanti langkah-langkah Purbaya dalam menakhodai Kementerian Keuangan di tengah tantangan global dan domestik. Penyesuaian gaya komunikasi dinilai menjadi awal yang baik untuk membangun kepercayaan publik terhadap dirinya sebagai bendahara negara.

Berita Terkait