b2

Seruan Mogok Nasional di Prancis: 800.000 Demonstran “One Piece” Siap Guncang Pemerintahan Macron

By Inayah Safitri Hanifah September 24, 2025
 Prancis diguncang demonstrasi besar-besaran pada Kamis (18/9/2025) ketika ribuan pekerja lintas sektor, mulai dari guru, sopir kereta api, apoteker hingga staf rumah sakit, menghentikan aktivitas mereka. Tidak hanya pekerja, para pelajar juga ikut memblokir pintu masuk sekolah menengah sebagai bentuk perlawanan terhadap rencana pemotongan anggaran pemerintah. (REUTERS/Stephane Mahe)
Prancis diguncang demonstrasi besar-besaran pada Kamis (18/9/2025) ketika ribuan pekerja lintas sektor, mulai dari guru, sopir kereta api, apoteker hingga staf rumah sakit, menghentikan aktivitas mereka. Tidak hanya pekerja, para pelajar juga ikut memblokir pintu masuk sekolah menengah sebagai bentuk perlawanan terhadap rencana pemotongan anggaran pemerintah. (REUTERS/Stephane Mahe)

Pilihan-Rakyat.com, Prancis – Prancis menghadapi gelombang protes besar-besaran, dengan hampir 800.000 orang yang menggunakan simbol “One Piece” sebagai identitas kolektif protes siap turun ke jalan pada hari Kamis mendatang. Demonstrasi ini digelar sebagai bentuk reaksi keras terhadap rancangan anggaran pemerintah yang dianggap kontroversial, terutama usaha penghematan yang ditargetkan untuk menekan utang negara yang terus membengkak.

Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa biasa: serikat pekerja-guru, buruh kereta api, dan berbagai kelompok lainnya bersatu, menyerukan penghentian aktivitas sehari-hari transportasi, sekolah, layanan publik sebagai bentuk solidaritas. Lalu lintas di jalan raya dan operasi kereta api diprediksi akan sangat terganggu, dan beberapa institusi pendidikan diperkirakan tidak beroperasi.

Ketidakpuasan publik muncul menyusul pergantian posisi perdana menteri, di mana Presiden Emmanuel Macron menunjuk Sébastien Lecornu sebagai pengganti François Bayrou. Penunjukan ini terjadi di tengah kritik yang menguat terhadap kebijakan fiskal pemerintahan Macron terutama soal defisit dan strategi pengurangan utang yang dinilai memberatkan masyarakat.

Aksi ini dipicu pula oleh ajakan di media sosial yang meluas: warga Prancis dari berbagai lapisan menggalang dukungan untuk “memblokir semua hal” sebagai bentuk protes. Demonstrasi sebelumnya yang terjadi pekan lalu—telah menghimpun sekitar 200.000 orang, menjadi sinyal bahwa frustrasi publik terhadap kebijakan pemerintah mulai mendekati titik kritis.

Dengan mobilisasi sebesar itu, pemerintah Macron menghadapi tekanan serius. Bagaimana respons negara terhadap massa yang menuntut kejelasan politik dan keadilan ekonomi ini akan menjadi indikasi kuat apakah kestabilan sosial politik Prancis masih dapat dipertahankan, atau justru makin teruji.

Berita Terkait