b2

Sunyi di Balik Tawa: Saatnya Menyelami dan Menjaga Kesehatan Mental Anak

By Inayah Safitri Hanifah October 17, 2025
Mega Fitri Yuniarsih - RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr.Mahar Mardjono Jakarta (KEMENKES Jendral Kesehatan Lanjutan)

Pilihan-Rakyat.com, Jakarta — Di tengah dinamika kehidupan modern yang semakin kompleks, perhatian terhadap kesehatan mental anak menjadi semakin penting. Anak yang tumbuh dengan kondisi psikologis dan emosional yang sehat akan memiliki kapasitas lebih baik untuk berinteraksi, mengelola stres, serta menjalani proses perkembangan (akademik, sosial, emosional) secara optimal. Oleh karenanya, mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan mental anak dan mengenali tanda-tanda awal gangguan sangat penting bagi orangtua, pendidik, dan masyarakat luas.

Mengapa Kesehatan Mental Anak Harus Mendapat Perhatian Khusus?

Kesehatan mental anak bukan hanya sekadar bebas dari gangguan jiwa, melainkan kemampuan anak dalam menjalani keseharian secara fisik dan emosional dengan baik: dapat bersosialisasi, mengungkapkan perasaan, serta menghadapi tekanan hidup sesuai usianya. Dalam peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 10 Oktober 2025, Kementerian Kesehatan melalui Podcast “Snack Time” (edisi ke-102) mengangkat tema “Kesehatan Mental Anak: Apa Saja Yang Perlu Diketahui?”. Acara ini disiarkan langsung melalui kanal YouTube Puskesmas Kramat Jati dengan menghadirkan narasumber ahli dari RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta, yaitu Psikolog Aisyah Almas Silmina, S.Psi., M.Psi. (Keslan Kemkes)

Dalam sesi diskusi berdurasi sekitar satu jam, topik yang dibahas mencakup: faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kesehatan mental anak, jenis-jenis gangguan mental yang sering muncul, serta sinyal awal perubahan perilaku yang dapat menjadi indikasi gangguan jiwa pada anak. Materi ini ditujukan agar orangtua dan lingkungan sekitar anak semakin peka dan proaktif dalam menjaga tumbuh kembang anak.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Anak

Beberapa faktor dominan disorot dalam pembahasan:

  • Faktor internal: Meliputi faktor genetik, kondisi neurologis atau organik pada otak anak, kondisi kesehatan fisik, dan kemampuan regulasi emosi.

  • Faktor eksternal: Meliputi lingkungan keluarga, pola asuh, tekanan sosial dan akademik, kualitas hubungan dengan teman sebaya maupun pendidik, serta paparan media dan gadget.

Kondisi internal dan eksternal ini tidak berdiri sendiri melainkan saling mempengaruhi; ketidakseimbangan di satu aspek dapat berpotensi memicu stres, kecemasan, hingga depresi pada anak jika tidak ditangani sejak dini.

Jenis Gangguan Mental & Tanda Perubahan Perilaku

Beberapa gangguan mental yang umum muncul pada anak termasuk gangguan kecemasan (anxiety disorders), depresi anak, gangguan perilaku (behavioral disorders) seperti ADHD, dan gangguan mood lainnya. Tanda-tanda awal perubahan perilaku yang patut diwaspadai antara lain:

  • Perubahan pola tidur (sulit tidur atau tidur berlebihan)

  • Penurunan minat atau semangat pada aktivitas yang sebelumnya disukai

  • Penurunan prestasi akademik tanpa penyebab mudah

  • Menarik diri dari interaksi sosial

  • Perubahan suasana hati ekstrem, sering marah atau sedih berkepanjangan

Dengan mengenali tanda-tanda ini sedini mungkin, intervensi yang tepat dapat dilakukan lebih cepat, sehingga risiko komplikasi atau dampak jangka panjang dapat diminimalkan.

Peran Orangtua & Lingkungan dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak

Narasi dalam podcast tersebut menekankan pentingnya orangtua memainkan peran aktif sebagai pengawas perkembangan anak, serta menjadi figur yang mendukung dalam kondisi mental anak. Salah satu poin kunci ialah pembatasan penggunaan gadget di kalangan anak dan remaja. Paparan media sosial dan konten digital yang berlebihan berpotensi membebani psikologis anak.

Rekomendasi durasi penggunaan gadget:

  • Anak usia 0–2 tahun: tidak disarankan menggunakan gadget kecuali video call didampingi orangtua

  • Anak usia 2–5 tahun: maksimal 1 jam per hari

  • Anak usia 6–12 tahun: maksimal 1–2 jam per hari

  • Remaja usia 13–18 tahun: maksimal 2–3 jam per hari

Selain itu, penting untuk memprioritaskan aktivitas fisik dan interaksi langsung agar anak tidak terlalu tergantung pada dunia digital. (Keslan Kemkes)

Harapan & Arah Ke Depan

Melalui pembahasan dalam Podcast Snack Time ini, diharapkan para orangtua dan pengasuh menjadi lebih waspada terhadap potensi masalah kesehatan mental pada anak. Peningkatan kesadaran akan kondisi psikologis anak harus disertai dengan langkah-langkah konkrit: memantau tumbuh kembang anak, membatasi paparan gadget, memfasilitasi kegiatan positif di dunia nyata, dan bila perlu meminta bantuan profesional (psikolog atau psikiater anak).

Kami berharap peringatan Hari Kesehatan Jiwa sedunia ini menjadi momentum bagi masyarakat luas untuk semakin menghargai dan menjaga kesehatan mental anak sebagai aset masa depan bangsa.

Berita Terkait