Pilihan-Rakyat.com, Jakarta – Hujan yang turun di langit Ibu Kota ternyata tak sepenuhnya bersih. Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap fakta mengejutkan: air hujan di wilayah DKI Jakarta kini mengandung partikel mikroplastik dalam jumlah signifikan.
Profesor Riset BRIN, Muhammad Reza Cordova, menyebut peningkatan kadar mikroplastik dalam hujan telah mencapai lima kali lipat dalam tujuh tahun terakhir. Temuan ini diperoleh dari hasil pemantauan di Muara Angke, Jakarta Utara, antara tahun 2015 hingga 2022.
“Kami menemukan rata-rata antara 3 hingga 40 partikel mikroplastik per meter persegi per hari yang terbawa air hujan,” ujar Reza dikutip dari situs resmi BRIN, Kamis (24/10/2025).
Menurut Reza, mikroplastik berukuran di bawah 50 mikron berpotensi besar untuk masuk ke tubuh manusia, bahkan bisa mengalir ke peredaran darah.
“Jika ukurannya sangat kecil, partikel itu bisa terhirup, lalu masuk ke saluran pernapasan, hingga akhirnya berpotensi menembus sistem sirkulasi darah,” jelasnya.
Penelitian BRIN menemukan bahwa mikroplastik yang jatuh bersama hujan di Jakarta mayoritas berasal dari pecahan plastik rumah tangga dan limbah padat perkotaan. Plastik yang terpapar sinar matahari di tempat pembuangan terbuka akan terdegradasi menjadi partikel kecil, kemudian terbawa angin dan masuk ke atmosfer. Saat hujan turun, partikel ini kembali ke permukaan bumi bersama butiran air.
Mikroplastik bukan sekadar isu lingkungan, melainkan juga ancaman kesehatan publik. Sejumlah studi global menunjukkan partikel mikroplastik telah ditemukan dalam darah manusia, paru-paru, dan organ vital lainnya.
Paparan jangka panjang berpotensi memicu stres oksidatif, peradangan, gangguan metabolik, hingga risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Meski BRIN menyatakan masih diperlukan penelitian lanjutan, temuan ini menjadi peringatan dini bagi pemerintah dan masyarakat.


