Pilihan-Rakyat.com, Kalimantan Timur – Satwa endemik yang menjadi ikon Kota Samarinda, Kalimantan Timur dan lekat dengan logo Borneo FC yakni Pesut Mahakam kini terancam punah. Hewan yang bernama latin Orcaella Brevirostris ini dikenal sebagai mamalia air yang hidup di air tawar.
Habitatnya sebagian besar hanya berada di Teluk Balikpapan dan Sungai Mahakam. Sekilas mereka mirip dengan lumba-lumba, namun pesut memiliki keunikan yang berbeda. Corak warna putih keabuan dan bentuk kepala yang bulat serta dahi yang tinggi membuat mereka terlihat berbeda.
Namun, sangat disayangkan keberadaan hewan endemik ini semakin berkurang karena perubahan dalam habitatnya. Adanya peningkatan aktivitas tambang, limbah industri, limbah rumah tangga dan penggunaan alat tangkap yang berlebihan (bom ikan) menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap habitatnya. Pemindahan ibukota negara menjadi sebuah ancaman baru karena lokasinya yang berdekatan dengan habitat asli dari Pesut Mahakam.
Pesut Mahakam menjadi hewan endemic yang dilindungi Undang-Undang No.5/1990 tentang Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem dan PP Nomor 7/1999. Berdasarkan data Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (YK RASI) tahun 2022, terkait populasi Pesut Mahakam hanya tersisa 62 individu saja. Pada tahun 2008 hewan ini telah masuk dalam kategori terancam punah dan daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Menteri Lingkungan Hidup, Dr. Hanif Faisol Nurofiq dalam keterangan tertulisnya seperti yang dikutip dalam Tempo.co, memastikan bahwa konservasi Pesut Mahakam menjadi salah satu agenda prioritas nasional Kementerian Lingkungan Hidup.
“Angka ini bukan sekadar data statistic, namun juga indicator kuat degradasi ekosistem yang memerlukan perhatian dan Tindakan segera,” ujar Hanif
Perilaku Pesut Mahakam memiliki keunikan seperti menyemprotan air untuk mencari makan di muara Sungai dan pinggiran anak Sungai. Hewan ini memangsa seperti ikan repang, kendia, lais, jelawat, patin, baung, dan udang yang menjadi makanan favorit Pesut Mahakam
